Sabtu, 22 Desember 2012

JURNAL EKONOMI KOPERASI 2 (2)


REVIEW
(ANALISIS KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DI KOTA DENPASAR)
OLEH
(Ni ketut Sukasih)
(Jurnal lingkungan &pembangunan Wicaksana Vol 15.no 2 Agustus 2006)
Abstrak 
PEMBAHASAN
  1. Analisa Kuantitatif
 1.Pembahasan
Dalam penilaian aspek permodalan rumus yang dipergunakan untuk menghitung adalah   Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Republik Indonesia No.194/KEP/M/IX/1998 di dalamnya terdapat dua hal yang harus dinilai yaitu rasio modal sendiri terhadap total asset dan rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan beresiko dan dari rasio tersebut kemudian diberikan kredit dikalikan dengan bobot diperoleh angka skor pada(tabel1).
            2. Kualitas Aktiva Produktif
Penilaian kualitas aktif produktif menurut KEPMEN diatas terdiri dari tiga hal yaitu rasio volume Pinjaman anggota terhadap total volume pinjaman diberikan,rasio resiko pinjaman diberikan,dan rasio cadangan resiko pinjaman bermasalah dan darirasio tersebut kemudian diberikan kredit dikalikan dengan bobot diperoleh angka skor pada(tabel 1)
3. Manajemen
Penilaian manajemen menurut KEPMEN diatas terdiri dari lima aspek yaitu permodalan,kualitasaktifa, produktif,pengelolaan,rentabilitas dan likuiditas.Perhitungan yang dilakukan berdasarkan data-data yang di kumpulkan diperoleh hasil seperti pada tabel 1.
4. Rentabilitas
Penilaian rentabilitas menurut KEPMEN diatas terdiri dari tiga aspek yaitu rasio SHU sebelum pajak terhadap pendapatan operasional,rasio SHU sebelum pajak terhadap total asset,dan Rasio beban operasional. Perhitungan yang dilakukan berdasarkan data-data yang dikumpulkan diperoleh
 5. Likuiditas
 Penilaian likuiditas KSP menurut KEPMEN adalah menyangkut rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang di terima dan hasil yang diperoleh

b.Analisa Kualitatif

1.Permodalan
Dari aspek permodalan terlihat bahwa skor tertinggi adalah 20  sedangkan skor terendah 14.Menurut KEPMEN Republik Indonesia No.194/KEP/M/IX/1998 skor maksimum adalah 20 dan dari 30 sampel yang dipilih diperoleh 6 sampel dengan skor dibawah 16 dan 24 sampel yang memperoleh skor diatas atau sama dengan 16.secara umum aspek permodalan dari KSP adalah baik karena skor rata-ratanya 18.

2. Kualitas Aktifa Produktif                                                                            
Kualitas Aktifa produktif dari KSP secara umum cukup baik karena skor rata-rata sebesar 21.skor terendah 9 sedangkan skor tertinggi sebesar 29.nilai maksimum untuk ini menurut aturan adalah 30.

3.Manajemen                                                                                                                                  Aspek manajemen yang dinilai meliputi permodalan,kualitas aktifa produktif,pengelolaan,rentabilitas dan likuiditas.Berdasarkan atas hasil yang diperoleh pada tabel 1 dapat dijelaskan bahwa,skor aspek manajemen tertinggi adalah 25,skor terendah adalah 22.Sehingga ini dapat diartikan bahwa secara umum aspek manajemen dari KSP sangat baik.

4.Rentabilitas
 Aspek rentabilitas yang dinilai meliputi rasio SHU sebelum pajak terhadap pendapatan operasional,rasio SHU sebelum pajak terhadap total asset,dan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional.

 5.Likuiditas 
         
Aspek yang dinilai menyangkut rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima.

IV. SIMPULAN DAN SARAN
a.Simpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa kondisi kesehatan KSP di kota Denpasar berdasarkan 30 sampel yang diambil adalah sebagai berikut :
KSP yang tergolong sehat berjumlah 13 buah atau 34%.
KSP  yang tergolong sehat yaitu KSP kelompok A=1 buah,KSP kelompok B=2 buah,KSP kelompok C=3 buah,KSP kelompok D=4 buah,KSP kelompok E=2 buah,dan KSP kelompok F=1 buah.
KSP yang tergolong cukup sehat berjumlah 14 buah atau 47%
KSP yang tergolong cukup sehat yaitu KSP kelompok A=3 buah,KSP kelompok B=3 buah,KSP kelompok C=2 buah,KSP kelompok D=1 buah,KSP kelompok E=3 buah,dan KSP kelompok F=2 buah.
KSP  yang tergolong kurang sehat berjumlah 3 buah atau 10%
KSP yang tergolong kurang sehat yaitu KSP Kelompok A=1 buah,dan KSP kelompok F=2 buah.
  
b.SARAN
Melihat Kesimpulan seperti diatas maka dapat diberikan saran bahwa perlu diberikan pembinaan melalui program pelatihan kepada para pengurus dan pengelolaan KSP, Sehingga semua KSP yang ada berada dalam kondisi sehat.
DAFTAR  PUSTAKA

Bambang Riyanto;Dasar –dasar pembelanjaan perusahaan,edisi kedua,Yayasan penerbit Gadja Mada Yogyakarta,1980,Bab.IV.
Pedoman Pemberdayaan Struktur Pengendalian Inter KSP/USP diterbitkan oleh Departemen Koperasi;Pengusaha Kecil dan Menengah Direktorat Jenderal Fasilitas Pembiayaan dan Simpan Pinjam,Jakarta tahun 1999/2000,Bab II hal 14.
Pedoman Tehnis Tata Cara Pemeriksaan Koperasi Simpan Pinjam dan Usaha Simpan Pinjam diterbitkan oleh Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Direktorat Jenderal Pembinaan Koperasi Perkotaan Jakarta,th 1997,Bab IV.
Petunjuk Tehnis Operasional Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Kabupaten Badung oleh Tim Pembina Lembaga Perkreditan Desa(LPD) Kabupaten Badung tahun 2002,hal 15
Soemarso S.R; Akuntansi Suatu Pengantar,buku dua,edisi kedua,Penerbit LPFE UI,Jakarta,1986,Bab.IV.
Surat Keputusan Menteri Koperasi,Pengusaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor; 194/KEP/IX/1998 tentang petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kesehatan KSP/USP.
Surat Keputusan Menteri Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor; 351/KEP/XII/1998  tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi.
Syafaruddin A; Alat-alat Analisa dalam Pembelanjaan,Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi-UII,Yogyakarta 1980,BAB III
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian.




Nama                            :    Mita Kurniasih
NPM/kelas                   :    24211511/2EB10
Sumber                        :   http://jurnal.pdii.lipi.go..id/admin /jurnal/15206171176.pdf












Tidak ada komentar:

Posting Komentar