Senin, 24 Desember 2012

JURNAL EKONOMI KOPERASI 5 (2)


REVIEW
(MENGEMBANGKAN BAHAN AJAR MATA KULIAH PERMODALAN
KOPERASI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI
DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA)

Oleh
(Ekawarna
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, PIPS/P.Ekonomi, Universitas Jambi, Jambi 36361, Indonesia)

Hasil dan Pembahasan
Pengembangan bahan ajar seperti telah dijelaskan di muka menerapkan 4 (empat) tahap pengembangan yang biasa disebut 4-D atau Four-D Model (Thiagarajan, dkk, 1974), yaitu tahap pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop), dan tahap pendesiminisasian (disseminate). Dalam PPKP ini, tahap pendefinisian diawali dengan mengkaji tujuan instruksional yang hendak dicapai yang telah ditetapkan dalam GBPP dan analisis kebutuhan mahasiswa. Tahap ini dimulai pada tanggal 17 April 2006 dan berakhir
setelah tujuan instruksional khusus dirumuskan sebagai petunjuk arah yang harus dicapai dalam proses pembelajaran yaitu pada tanggal 29 April 2006.

Tahap perancangan adalah tahap merancang prototipe atau model bahan ajar. Model bahan ajar yang akan didesain terdiri dari 6 (enam) bab untuk 6 (enam) kali pertemuan tatap muka, dimana penyusunannya mengacu pada model Atwi Suparman (dalam Panen dan Purwanto, 2001:22-27) yaitu berisi: (1) tujuan mata kuliah, (2) nama bab (pendahuluan, penyajian, penutup),(3) daftar pustaka, dan (4) senarai.
Pada tahap pengembangan, rancangan bahan ajar, lembar kritik, kuis dan kuesioner ditulis dan dibuat, sehingga menghasilkan apa yang disebut “desain” yaitu enam desain bahan ajar, satu desain lembar kritik, tiga desain kuis dan satu desain kuesioner. Desain tersebut selanjutnya direviu oleh Prof. Dr. H. M. Rachmad, SE, ME Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Jambi yang memiliki spesialisasi di bidang Ilmu Ekonomi Koperasi dari tanggal 3 Juli 2006 sampai 17 Juli 2006.
Tahap pengembangan yang terakhir adalah tahap pendesiminasian. Pada tahap ini, naskah seperangkat bahan ajar yang sudah dua kali direvisi diujicobakan kepada sasaran mahasiswa yang sebenarnya yaitu mahasiswa semester V program studi Pendidikan Ekonomi Jurusan PIPS FKIP yang berjumlah 13 orang.
Bahan ajar yang dirancang dan dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip instruksional yang baik ternyata dapat membantu mahasiswa dalam proses belajarnya, membantu dosen untuk mengurangi waktu penyajian materi dan memperbanyak waktu pembimbingan dosen terhadap mahasiswa, membantu perguruan tinggi dalam meyelesaikan kurikulum dan mencapai tujuan instruksional dengan waktu yang tersedia. Dalam PPKP ini bahan ajar didefinisikan sebagai bahan-bahan atau materi perkuliahan yang disusun secara sistematis, yang digunakan dosen dan mahasiswa dalam proses pembelajaran. Bahan ajar mempunyai struktur dan urutan yang sistematis, menjelaskan tujuan instruksional yang akan dicapai, dapat memotivasi mahasiswa untuk belajar, mengantisipasi kesulitan belajar mahasiswa dalam bentuk penyediaan bimbingan bagi mahasiswa untuk mempelajari bahan tersebut, memberikan latihan yang banyak bagi mahasiswa, menyediakan rangkuman dan secara umum berorientasi pada mahasiswa secara individual (learned oriented). Biasanya bahan ajar bersifat “mandiri” karena sistematis dan lengkap, sehingga mahasiswa dapat dengan mudah membaca, menyimak dan mempelajari kembali hal-hal yang belum dipahaminya
Sebagai muara dari variabel yang ingin dijelaskan dalam penelitian ini adalah “Hasil belajar” dan“Motivasi Belajar”, sedangkan variabel yang menjelaskannya adalah “penggunaan bahan ajar yang telah dikembangkan”. Hasil belajar yang sering disebut dengan istilah “scholastic achievement” atau “academic achievement” adalah seluruh kecakapan dan hasil yang dicapai melalui proses belajar mengajar di sekolah yang dinyatakan dengan angka-angka atau nilai-nilai berdasarkan tes hasil Belajar (Briggs, 1979). Menurut Gagne dan Driscoll (1988:36) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati melaluipenampilan siswa (learner’s performance). Gagne danBriggs (1979) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan internal (capability) yang meliputi pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang telah menjadi milik pribadi seseorang dan memungkinkan orang itu melakukan sesuatu.

Kesimpulan dan Saran
Simpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bahan ajar dapat dikembangkan dengan baik jika
menerapkan 4 (empat) tahap pengembangan yang
biasa disebut 4-D atau Four-D Model (Thiagarajan,
dkk, 1974), yaitu tahap pendefinisian (define),
perancangan (design), pengembangan (develop),
dan tahap pendesiminisasian (disseminate),
kemudian dijudge oleh pakar-direvisi, dinilai oleh
calon pengguna-direvisi, dan diujicoba kepada
mahasiswa sebagai pengguna.
2.Bahan ajar yang dikembangkan melalui langkahlangkah
di atas, berdasarkan hasil ujicoba dapat
meningkatkan motivasi belajar mahasiswa pada
taraf tinggi (Skala 3-4), dan dapat meningkatkan
hasil belajar mahasiswa hingga mencapai nilai
rerata 82/A.
Saran
Berdasarkan simpulan disarankan kepada dosen teman sejawat, agar dapat mengembangkan bahan ajar untuk setiap mata kuliah binaannya dengan menerapkan 4 (empat) tahap pengembangan 4-D atau Four-D Model (Thiagarajan, dkk, 1974). Pengembangan dengan model tersebut tidak terlalu sulit, bisa dilakukan untuk mata kuliah apa saja, dan tidak menuntut biaya
yang besar. Yang dituntut oleh model tersebut adalah ketekunan, ketelitian dan konsistensi antara tahap yang satu dengan tahap yang lainnya. Sistimatika bahan ajar disarankan tetap mengacu pada model Atwi Suparman (dalam Panen dan Purwanto, 2001:22-27) yaitu berisi:
(1) Tujuan mata kuliah,
 (2) Nama Bab (pendahuluan, penyajian, penutup),
(3) Daftar Pustaka, dan
4) Senarai. Model ini adalah model yang direkomendasikan pada saat dosen mengikuti pelatihan Applied Approach (AA) atau PEKERTI (Pengembangan Keterampilan Instruksional).

Daftar Acuan
Briggs, L.J. 1979. Instructional Design Principles and
Application. New Jersey: Englewood Cliffs.

Bohlin, Roy M. 1987. “Motivation in Instructional
Design: Comparison of an American and a Soviet
Model”. Journal of Instructional Development, Vol. 10
(2), halaman: 11-14.

Coffey, et al. 1975. Behavior in Organization. A
Multidimensional View (2nd Ed.). New Jersey: Prentice-
Hall, Inc Englewood Cliffs.

Gagne, R.M. dan L.J. Briggs. 1979. Principles of
Instructional Design. New York: Rinehart and Winston.

Gagne, R.M. dan M.P. Driscoll. 1988. Essentials of
Learning for Instruction. New York: Englewood Cliffs,
Prentice-Hall, Inc.

Haryadi. 2003. “Hubungan Intensitas Mendengarkan
Ceramah, Pemahaman Buku Teks dan Partisipasi
Berorganisasi dengan Retorika”. Jurnal Kependidikan
Nomor 2 Tahun XXXIII, November 2003, halaman:
161-184.

Jegede, J.O. 1994. “Influence of Motivation and Gender
on Secondary School Students: Academic Performance
in Nigeria”. Journal of Social Psychology, 134 (5),
halaman: 695-697.

Kibler, R.J, et al. 1981. Objectives for Instruction and
Evaluation (2nd Ed.). Boston: Allyn and Bacon, Inc.

McClelland, D.C. et al. 1953. The Achievement Motive.
New York : Appleton Century Croft, Inc.

Nasution S. 2005. Teknologi Pendidikan. Jakarta:
Penerbit Bumi Aksara.

Panen, Paulina dan Purwanto. 2001. Mengajar di
perguruan tinggi, penulisan bahan ajar, bahan
pelatihan PEKERTI & Applied Approach. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas.

Ratih, Koesoemo. 2005. “Motivasi dalam usaha
meningkatkan Ketrampilan Wicara Bahasa Inggris
mahasiswa Jurusan Non-Bahasa Inggris Universitas
Muhammadiyah Surakarta 2001/2002”. Jurnal
Penelitian Humaniora, Vol. 6 No. 1, Februari 2005.

Sarojo, J. Rijadi. 2000. “Kontribusi Motivasi
Berprestasi Sebagai Prediktor Prestasi Belajar Kimia”.
Jurnal Penelitian Kependidikan, Tahun 10 Nomor 1,
Juni 2000, halaman: 40-53.

Taruh, Enos. 2003. “Konsep diri dan Motivasi
Berprestasi dalam kaitannya dengan Hasil Belajar
Fisika”. Jurnal Penelitian dan Pendidikan, Tahun IV
Edisi 8, Maret 2003, halaman: 15-29.

Wiyono, Bambang B. 2003. “Hubungan Lingkungan
Belajar, Kebiasaan Belajar, dan Motivasi Belajar
dengan Prestasi Belajar Siswa”. Forum Penelitian,
Jurnal Teori dan Praktek Penelitian, Tahun 15, Nomor
1, Juni 2003. halaman: 28-36.




Nama                :    Mita Kurniasih
NPM/kelas       :    24211511/2EB10
Sumber                        :   http://repository.ui.ac..id./contents/koleksi/2/c911fa73c653fi92c5de80084c58e8b7e76690d





JURNAL EKONOMI KOPERASI 5 (1)


REVIEW
(MENGEMBANGKAN BAHAN AJAR MATA KULIAH PERMODALAN
KOPERASI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI
DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA)

Oleh
(Ekawarna
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, PIPS/P.Ekonomi, Universitas Jambi, Jambi 36361, Indonesia)

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan “Buku Ajar Permodalan Koperasi” serta mendeskripsikan peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar mahasiswa. Pengembangan bahan ajar menerapkan empat tahap pengembangan(Four-D model) dari Thiagarajan dkk, 1974.
Penelitian ini juga menerapkan ide-ide penelitian tindakan kelas. Model
bahan ajar yang dirancang terdiri dari enam bab untuk enam kali pertemuan tatap muka, dimana penyusunannya mengacu pada model Atwi Suparman (dalam Panen dan Purwanto, 2001). Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahanajar berhasil dikembangkan dan hasil ujicoba bahan ajar meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar mahasiswa.

Pendahuluan

Berdasarkan pengalaman mengajar mata kuliah permodalan koperasi, telah ditemu-kenali masalah yang dialami mahasiswa adalah kesulitan dalam memperoleh buku ajar “Permodalan Koperasi”. Berdasarkan tuntutan GBPP, mata kuliah permodalan koperasi menuntut dimilikinya buku ajar sedikitnya: (1) Pembelanjaan/ Permodalan, (2) Anggaran/Budgeting, (3) Analisis
Laporan Keuangan (financial statement analysis), dan (4) Buku-buku tentang perkoperasian. Buku ajar tersebut sangat diperlukan untuk membangun konsep dasar dalam menjelaskan Permodalan Koperasi yang memiliki ciri khas (berbeda dengan modal perusahaan non-koperasi) karena jenis dan sumber modal koperasi telah diatur secara spesifik dalam Pasal 41 Undangundang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.

Metode
Metode yang dipilih dalam pengembangan bahan ajar adalah Four-D Model (Thiagarajan, dkk, 1974), yang meliputi tahap pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop), dan tahap pendesiminisasian (desseminate). Penelitian ini juga menerapkan ide-ide penelitian tindakan kelas (classroom action research).
Dalam PPKP (Penelitian Pengembangan Kualitas Pengajaran) ini, tahap pendefinisian diawali dengan
mengkaji tujuan instruksional yang hendak dicapai yang telah ditetapkan dalam GBPP (Garis Besar Program Perkuliahan) dan analisis kebutuhan mahasiswa. Tahap ini berakhir setelah tujuan instruksional khusus dirumuskan sebagai petunjuk arah yang harus dicapai dalam proses pembelajaran.
Tahap perancangan adalah tahap merancang prototype atau model bahan ajar. Menurut Panen dan Purwanto (2001:11) ada tiga metode yang dapat dipilih dalam menyusun desain bahan ajar yaitu: (1) menulis sendiri (starting from scratch),
(2) mengemas kembali informasi (information repackaging atau text transformation)
dan (3) menata informasi (compilation atau wrap around text).

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode yang ketiga yaitu penataan informasi yaitu dengan mengkompilasi seluruh bahan atau materi perkuliahan yang diambil dari buku teks, jurnal ilmiah, artikel dan lain-lain. Materi-materi yang dibutuhkan dikumpulkan, difotocopi kemudian dipilih, dipilah, dan disusun berdasarkan tujuan instruksional yang akan dicapai, GBPP, dan urutan perkuliahan yang tercantum dalam Silabus mata kuliah permodalan koperasi.
Selain itu, materi tersebut juga dilengkapi dengan pedoman belajar untuk mahasiswa (student manual) yang berisi petunjuk penggunaan bahan ajar, latihanlatihan dan tugas yang perlu dilakukan mahasiswa. Metode ini dipilih dengan alasan bahwa metode panataan informasi untuk merancang bahan ajar ini paling ekonomis dan tidak membutuhkan waktu yang banyak. Yang diperlukan adalah ketrampilan dosen untuk mengumpulkan buku teks, melalui penelusuran literatur di perpustakaan, seleksi materi di toko buku, dan seleksi informasi-informasi yang aktual di koran, majalah, jurnal dan lain-lain.
Model bahan ajar yang akan didesain terdiri dari 6 (enam) bab untuk 6 (enam) kali pertemuan tatap muka, dimana penyusunannya mengacu pada model Atwi Suparman (dalam Panen dan Purwanto, 2001:22-27) yaitu berisi: (1) tujuan mata kuliah,
(2) nama bab (pendahuluan, penyajian, penutup),
(3) daftar pustaka, dan
(4) senarai.
Pada tahap ini selain dibuat rancangan bahan ajar, juga disusun rancangan Lembar Kritik baik untuk mahasiswa maupun untuk dosen penyaji tentang kelebihan dan kekurangan bahan ajar sebagai bahan masukan untuk revisi bahan ajar. Kemudian untuk mengukur hasil belajar dibuat juga rancangan instrumen ukur dalam bentuk kuis I, kuis II dan kuis III, sedangkan untuk
mengukur motivasi mahasiswa dibuat pula rancangan alat ukurnya berupa kuesioner.
Pada tahap pengembangan, dibuat rancangan bahan ajar, lembar kritik, kuis dan kuesioner sehingga menghasilkan apa yang disebut “desain” yaitu 6 (enam) desain bahan ajar, 1 (satu) desain lembar kritik, 3 (tiga) desain kuis dan 1 (satu) desain kuesioner. Desain-desain tersebut selanjutnya diserahkan kepada pakar Prof. Dr. H. M. Rachmad, SE, ME Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Jambi yang memiliki spesialisasi di bidang Ilmu Ekonomi Koperasi, untuk direviu.
Berdasarkan hasil reviu tersebut, dilakukan revisi perangkat bahan ajar tahap I, dan hasil revisi I tersebut menghasilkan apa yang disebut “Konsep” yang terdiri dari 6 (enam) konsep bahan ajar, 1 (satu) konsep lembar kritik, 3 (tiga) konsep kuis dan 1 (satu) konsep kuesioner. Masih pada tahap ini, konsep bahan ajar, lembar kritik, kuis, dan lembar kuesioner akan dipra-uji cobakan kepada 10 orang mahasiswa semester III program studi Pendidikan Ekonomi Jurusan PIPS FKIP
(Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan) untuk dievaluasi
terutama dari segi bahasa (apakah mudah/sulit dipahami), istilah (apakah familiar/tidak familiar),tingkat keterbacaan (apakah sajian materi terlalu banyak/sedikit dengan alokasi waktu yang tersedia). Hasil evaluasi mahasiswa ini akan dijadikan bahan untuk Revisi tahap II. Hasil pra-uji coba atau hasil revisi II ini menghasilkan seperangkat naskah bahan ajar.
Tahap pengembangan yang terakhir dari model 4-D adalah tahap desiminasi. Pada tahap ini naskah seperangkat bahan ajar yang sudah dua kali direvisi diujicobakan kepada sasaran mahasiswa yang sebenarnya yaitu mahasiswa semester V program studi Pendidikan Ekonomi Jurusan PIPS FKIP.
Penelitian pengembangan ini diset untuk diuji cobakan pada subjek penelitian yaitu kelas mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Permodalan Koperasi pada Program Studi Pendidikan Ekonomi, Jurusan PIPS FKIP Universitas Jambi, yang diselenggarakan pada semester ganjil tahun akademik 2006/2007. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah pengembanan bahan ajar yang memenuhi kriteria, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar mahasiswa.
Data yang dibutuhkan dalam penelitian tindakan (action research) ini berupa kombinasi antara data kualitatif dan data kuantitatif, dimana teknik pengambilan data menggunakan instrumen sebagai berikut:
 1. Lembaran kritik untuk mengambil data hasil reviu pakar (dosen Fakultas Ekonomi) untuk keperluan revisi I, dan untuk mengambil data hasil evaluasi dari mahasiswa pra-uji coba untuk keperluan revisi II, serta untuk mengambil data hasil ujicoba untuk keperluan revisi III/revisi akhir.
2. Lembaran tes/kuis, untuk mengambil data tentang respon dan hasil unjuk kerja atau hasil belajar
mahasiswa.
3. Kuesioner, untuk mengambil data tentang proporsi peningkatan motivasi internal mahasiswa setelah mempelajari bahan ajar.
4. Studi dokumenter, untuk memilih dan memilah materi bahan ajar dari buku teks, majalah, jurnal,
surat kabar dan lain-lain, untuk keperluan kompilasi dalam penyusunan bahan ajar.


Kriteria keberhasilan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : jika seluruh variabel bahan ajar (variabel nomor 1-11) dapat meningkatkan variabel motivasi hingga mencapai kualitas minimal “tinggi” atau skala >2 dari skala 4, dan variabel hasil belajar yang diukur dengan lembaran tes/kuis, mencapai nilai rerata B+ atau nilai 75 dalam skala 10-100, yang berarti tingkat penguasaan kompetensi minimal 75 %.

Nama               :    Mita Kurniasih
NPM/kelas      :    24211511/2EB10
Sumber                        :   http://repository.ui.ac..id./contents/koleksi/2/c911fa73c653fi92c5de80084c58e8b7e76690d






























JURNAL EKONOMI KOPERASI 4 (2)

-->
REVIEW
(ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI MANDIRI DI KABUOATEN BANYUWANGI ATAS JASA KANTOR AKUNTAN PUBLIK)

OLEH
Indrawati Yuhertiana
Donny Arsilo sofyan
Jurnal Riset Ekonomi dan Bisnis Vol 7 No 1 maret 2007

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian
Jenis penelitian ini bersifat kuantitatif eksplanatory  karena mencoba untuk menjelaskan perbedaan variabel yang di teliti pada kondisi sampel yang berbeda
Variabel
Variabel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan koperasi.kinerja keuangan koperasi di ukur  dengan menggunakan tiga rasio keuangan yaitu rentabilitas,likuiditas,dan solvabilitas.
Rentabilitas adalah tingkat keuntungan bersih yang diperoleh dari bisnis (setelah dikurangi dengan segala biaya-biaya).Pengukuran rentabilitas dilakukan menggunakan rasio profit margin
Likuiditas menunjukkan tingkat pengembalian hutang lancar atas aktiva lancar mengukur keberhasilan usaha koperasi.Likuiditas diukur menggunakan current ratio
Solvabilitas yaitu kemampuan pengembalian total hutang atas total aktiva.Solvabilitas diukur menggunakan debt ratio
Populasi dan sampel
Populasi didalam penelitian ini adalah koperasi di Banyuwangi dengan jumlah 584 koperasi.Metode yang digunakan dalam sample adalah purposive sampling,atas pertimbangan bahwa dari 38 jenis koperasi di Banyuwangi,koperasi yang banyak menggunakan jasa akuntanpublik adalah Koperasi Unit Desa maka Koperasi inilah yang dipilih sebagai sampel.
Sehubungan dengan masa transisi,otonomi daerah berdampak pada kebijakan dinas koperasi di Banyuwangi  sehingga pada tahun 2000-2002 hanya terdapat 2 koperasi yang menggunakan akuntan publik,dengan demikian untuk kepentingan analisis diputuskan untuk menggunakan laporan keuangan tahun1999. JumlahKUD yang menggunakan KAP pada tahun 1999 di Kabupaten Banyuwangi berjumlahtotal 16 KUD dan KUD yang tidak menggunakan KAP pada tahun 1999 berjumlah 31 KUD.Karena keterbatasan data yang diperoleh oleh peneliti akibat dari dugudangkannya sebagian data laporan pertanggung jawaban pengurus koperasi,yang kemudian dibuat rekapitulasinnya oleh Dinas Koperasi.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Untuk mengevaluasi kinerja keuangan koperasi yang menjadi sampel secara keseluruhan berikut adalah analisis deskriptif atas variabel Profit margin,current ratio  dan ratio.
Tabel 1 : Analisis Deskripsi variabel Profit Margin,Current ratio dan Debt Ratio.

Dari tabel diatas terlihat bahwa rata-rata Profit Margin,current ratio,debt ratio koperasi yang menggunakan KAP berada di atas rata-rata koperasi yang tidak menggunakan KAP.
Statistik deskriptif juga menunjukkan KAP dan yang tidak menggunakan mempunyai rata-rata yang berbeda-beda dan cenderung mempunyai rata-rata yang hampir sama sebagaimana yang ditunjukan oleh rata-rata profit margin koperasi yang menggunakan jasa KAP sebesar 0,1767 danyang tidak menggunakan KAP sebesar -1,5053,hal ini disebabkan karena banyak koperasi yang mengalami kerugian pada tahun 1999 karena dampak dari krisis ekonomi. Dan besarnya biaya operasional koperasi yang mengakibatkan kecilnya laba bersih yang diperoleh oleh koperasi.
Berdasarkan pada tabel 2 diatas dapat dianalisis sebagai berikut :
a.     Nilai thitung untuk variabel profit Margin diperoleh sebesar 1,056 lebih kecil dari t tabel sebesar 2,048 atau berada pada penerimaan Ho dan Penolaka n Hi berarti dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan besar profit Margin antara Koperasi-koperasi yang menghitung Profit Margin memakai jasa KAP dengan yang tidak menggunakan jasa KAP.
b.     Nilai thitung untuk variabel Current Ratio sebesar 1,343 lebih kecil dari nilai ttabel sebesar 2,048 yang berada didaerah Ho diterima yang berarti bahwa tidak ada perbedaan Current ratio Koperasi yang perhitungannya memakai jasa KAP dengan yang tidak menggunakan jasa KAP.
c.     Sedangkan untuk variabel Debt Ratio diperoleh nilai thitung sebesar 0,854 lebih kecil dari nilai ttabel sebesar 2,048 atau berada pada penolakan Hi dan Penerimaan Ho atau dapat disimpulkan bahwa Tidak ada perbedaan besar Debt ratio koperasi-koperasi yang memakai jasa KAP dengan yang tidak memakai jasa KAP.
Kemungkinan yang dapat dikemukakan atas penolakan hipotesis alternatif,yaitu :
1.     Penggunaan jasa KAP terhadap koperasi hanya ditujukan untuk fungsi pemeriksaan saja,yang terintegrasi didalam jasa atestasi dan tidak mencakup jasa nonanestasi yang berupa jasa kompilasi,jasa konsultasi manajemen yang bisa memberikan konsultasi dari berbagai aspek yang menunjang kinerja koperasi.
2.     Salah satu tujuan koperasi menggunakan jasa KAP hanya untuk mendapatkan kepercayaan anggota koperasi,dengan catatan unqualified opinion yang diberikan oleh pihak KAP,serta dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk pengajuan kredit.
3.     Selain pengadaan pupuk dan gabah yang volumenya cukup besar dan laba yang sangat kecil,inefisiensi terhadap biaya operasional dan administrasi pada koperasi juga merupakan salah satu faktor penyebab kecilnya perolehan laba koperasi.
4.     Fungsi KAP yang hanya di fokuskan pada pemeriksaan laporan keuangan saja da tidak menyentuh pada permasalahan di atas,khususnya pada inefisiensi biaya yang sangat berpengaruh terhadap kinerja keuangan koperasi.
5.     Kenyataan di Amerika Serikat menunjukkan bahwa peran analis future ternyata jauh di atas dibandingkan peran laporan  auditing (yaitu 70% sedangkan laporan auditing 30%)). Adanya krisis ekonomi yang sedikit banyak akan mempengaruhi koperasi tersebut dalam usaha meningkatkan kinerja keuangannya
6.     Lamanya periode pengamatan.Dari uraian sebelumnya,tampaknya periode pengamatan menjadi salah satu pertimbangan yang cukup relevan untuk mengetahui manfaat dari penggunaan jasa KAP,sehingga bila periode pengamatan ini diperpanjang ada kemungkinan kinerja keuangan koperasi yang menggunakan KAP akan semakin baik.

Keterbatasan  Penelitian
    Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang bersifat teknis,yaitu kesulitan peneliti untuk mencari data laporan keuangan koperasi yang menggunakan jasa KAP yang up to date,dikarenakan tidak tersedianya data pada sumber yang ada yaitu Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah.

KESIMPULAN DAN SARAN
    Berdasarkan hasil analisa data yang di lakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.     Hipotesis yang menyatakan bahwa kinerja keuangan antara koperasi yang menggunakan jasa KAP dan koperasi yang tidak menggunakan jasa KAP pada koperasi Unit Desa yang ada di Banyuwangi pada tahun 1999 tidak terbukti.Penelitian ini Mendukung temuan Bracker dan Person (1999) yang menyatakan bahwa kinerja manajer pada perusahaan yang menggunakan dan tidak menggunakan konsultan jasa keuangan adalah tidak berbeda.
2.     hal-hal  yang menyebabkan penolakan terhadap hipotesis alternatif yaitu : penggunaan jasa KAP terhadap koperasi hanya ditujukan untuk fungsi pemeriksaan saja,salah satu tujuan koperasi menggunakan jasa KAP hanya untuk mendapatkan kepercayaan anggota koperasi,dengan opinion unqualified yang diberikan oleh pihak KAP serta dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk pengajuan kredit,adanya krisis ekonomi yang sedikit banyak akan mempengaruhi koperasi tersebut dalam usaha meningkatkan kinerja keuangannya,dan lamanya periode pengamatan.

Adapun saran untuk penelitian ini adalah :
a.     Penggunaan jasa KAP sebaiknya tidak hanya ditujukan untuk fungsi pemeriksaan,tetapi juga memanfaatkan jasa nonatestasi yang berupa jasa kompilasi,jasa konsultasi keuangan dan jasa konsultasi manajemen yang diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi koperasi untuk menunjang kinerja keuangannya.
b.     Sebaiknya penggunaan jasa KAP tidak hanya ditujukan untuk mendapatkan kepercayaan anggota koperasi,melaikan benar-benar menfokuskan pada catatan-catatan yang ditemukan pihak auditor untuk ditindak lanjuti secara serius,dan diambil langkah yang tepat untuk memperbaiki kesalahan atau permasalahan yang ada.Dalam hal ini lebih diarahkan pada inifisiensi biaya operasional koperasi yang cukup tinggi,yang sangat mempengaruhi perolehan laba koperasi.
c.     Untuk penelitian yang akan datang,lebih memperhatikan lamanya periode pengamatan menjadi salah satu pertimbangan yang cukup relevan untuk mengetahui manfaat dari penggunaan jasa KAP,sehingga bila periode pengamatan ini diperpanjang ada kemungkinan kinerja jasa KAP akan semakin baik.

TINJAUAN PUSTAKA
·         Anonim,1984,bahan Latihan dan penataran tenaga penyuluh dari gerakan koperasi,Dinas koperasi & usaha kecil menengah
·         Atmaja,lukas setia,2001,edisi revisi,manajemen keuangan,penerbit Andi,Yogyakarta
·         Bracker Jeffry S and Jhon N pearson 1990,the impact of consultans on small firm strategig planning Doctoral Desertation,Georgia University Atlanta.
·         Djarwanto,1997,edisi kedua mengenal beberapa uji statistik dalam penelitian,penerbit,liberty,Yogyakarta.
·         Harahap,Sofyan Safri Harahap,1991,Auditing kotemporer,penerbit erlangga
·         Halim,Abdul,1997,Edisi kedua Dasar-Dasar Audit Laporan keuangan,penerbit AMP YKPN
·         Husnan,suad 1988 Manajemen keuangan,buku2 Edisi kedua Penerbit BPFE,Yogyakarta
·         Ign,sukamdiyo,1997Manajemen Koperasi,cetakan kedua,penerbit erlangga.
·         Kartono Wiryobroto,1996 sertifikasi akuntan publik indonesia KNA edisi ke 3
·         Mulyadi,1998,edisi ke 5 Auditing penerbit salemba empat jakarta
·         Munawir,1984,Auditing suatu pendekatan terpadu jilid 2 bagian 1,penerbit liberty,Yogyakarta
·         Riyanto,Bambang 1998,Edisi keempat,Dasar-dasar pembelanjaan perusahaan,penerbit BPFE,Yogyakarta.
·         Sukrisno,Agoes,1999,Edisi kedua,Auditing,pemeriksaan akuntan,Penerbit FE.Universitas Indonesia,Jakarta.
·         Swasono,Sri Edi ,1987 Koperasi di dalam Orde Ekonomi Koperasi,Penerbit Universitas Indonesia,Jakarta.
·         Prasetyo Tri,1999 “Pengaruh Pelayanan atau jasa konsultan yang diberikan  oleh Eksternal Auditor dalam Bentuk dan Kuantitas Saran terhadap tingkat Kemandirian Koperasi.

           
Nama                :    Mita Kurniasih
NPM/kelas       :    24211511/2EB10
Sumber                        :  http://eprints.upnjatim.ac.id/101/1/indrawaty-analisis.pdf