Selasa, 19 November 2013

Produksi Batu Bara RI Naik



Indonesia pada 2012 menghasilkan 6,2 persen dari total produksi batu bara di dunia. Artinya Indonesia adalah penyumbang batu bara tertinggi ke-3. Produksi batu bara di Indonesia meningkat sebesar 273 persen selama 10 tahun terakhir. Sementara permintaan batu bara hanya meningkat sebesar 180 persen.

Menurut Group Chief Economist and Vice President BP plc, Christof Ruhl, dalam pemaparan BP Statistical Review 2013, di Jakarta, kemarin, peningkatan produksi bukanlah hal yang buruk. Walaupun tidak seiring dengan pertumbuhan permintaan, tapi hal tersebut dapat meningkatkan ekspor.

Dengan China menjadi konsumen batu bara terbesar saat ini, serta adanya liberalisasi di sektor tersebut, perusahaan di Indonesia bisa menawarkan komoditas batu bara dengan grade tertentu yang memilik harga jual lebih rendah.

Masih menurut BP Stastical, konsumsi batu bara secara global tumbuh 2,5% pada 2012. Kondisi tersebut masih di bawah rata-rata selama satu dekade, yakni sebesar 4,4%. Sedangkan produksi batu bara secara global tumbuh sebanyak 2%, seiring dengan pertumbuhan di China sebesar 3,5% dan di Indonesia sebesar 9%.

Pembaruan energi di Indonesia pada tahun 2012 cenderung lebih banyak menggunakan batu bara. Hal tersebut didorong dengan adanya kebutuhan akan listrik. Namun, minyak tetap menjadi energi primer Indonesia, mencakup 45% dari total konsumsi energi. Posisi batu bara menguat di atas gas alam, yakni sebesar 32%. Sementara gas alam turun menjadi 20%, dan bahan bakar fosil di urutan terakhir sebesar 3%.


Konsumsi AS Turun

Berdasarkan data BP Stastical Review of World Energy 2013, Amerika Serikat —-negara pengonsumsi batu bara kedua terbesar-- alami penurunan pertumbuhan batu bara terrendah sejak 1987. Meningkatnya produksi minyak dan gas alam membuat harga komoditas gas alam dapat bersaing dengan batu bara. Alhasil peran batu bara sebagai pembangkit listrik digantikan gas alam.

“Harga gas alam turun cukup jauh, sehingga dapat bersaing dengan batu baru dalam harga pokok produksi pembangkit listrik,” ujar Rühl.

Dalam laporan tersebut pertumbuhan produksi gas alam Amerika Serikat tumbuh sebesar 4,7%. Di mana tercatat sebagai kenaikan—secara volume tertinggi dan menjadikan Amerika tetap sebagai produsen gas alam terbesar di dunia. Sementara itu, penggunaan batu bara sebagai pembangkit listrik turun 12% dan konsumsi secara keseluruhan turun hampir 12% pada 2012. Penurunan konsumsi batu bara Amerika adalah yang terbesar di dunia.

“Kenyataan bahwa Amerika tidak membutuhkan impor energi akan memberikan dampak bagi pasar perdangan energi secara global,” ujarnya.

Batu bara saat ini menunjukkan perkembangan paling lemah sepanjang sejarah. Walaupun begitu, batu bara masih menjadi bahan bakar fosil yang mengalami pertumbuhan tercepat. China, untuk pertama kalinya menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan permintaan batu bara di dunia.

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar