Pada dasarnya faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan strategi
pembangunan ekonomi adalah tujuan yang khendak dicapai. Apabila yang ingin
dicapai adalah tingkat pertumbuhan yang tinggi, maka faktor yang mempengaruhi
digunakannya strategi tersebut adalah tingkat pertumbuhan ekonomi yang rendah,
akumilasi kapital rendah, tingkat pendapatan pada kapital yang rendah, struktur
ekonomi yang berat ke sektor tradisional yang juga kurang berkembang.
Melalui peningkatan laju pertumbuhan itu orang percaya bahwa prinsip
trickle down effect akan bekerja dengan baik sehingga tujuan pembangunan secara
keseluruhan dapat dicapai. Namun seperti yang telah diuraikan ternyata strategi
pembangunan itu tidak dapat berperan baik, khususnya dalam mencapai tingkat
pemerataan pembangunan, mengatasi pengganguran dan kemiskinan. Sehingga faktor
yang mempengaruhi dipilihnya strategi penciptaan lapangan pekerjaan adalah
tidak bekerjanya trickle down effect, pemerataan pembangunan yang pincang,
pengganguran yang cukup besar khususnya di sektoe tradisional yang dipihak lain
masih didukung laju pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi.
Faktor yang mempengaruhi diberlakukannya strategi Pembangunan yang
berorientasi pada penghapusan kemiskinan-kemiskinan pada dasrnya dilandasi
keinginan, berdasarkan norma tertentu, bahwa kemiskinan harus secepat mungkin
dibatasi. Sementara itu strategi-strategi pembangunan yang lain ternyata sangat
sulit mempengaruhi atau memberikan manfaat secara langsung kepada golongan
miskin ini.
Strategi pembangunan, seperti telah diuraikan, ternyata malah menimbulkan
ketidakmerataan hasil pembangunan. Kemerataan itu tidak hanya antargolongan masyarakat,
tetapi juga antar daerah. Sehingga ada daerah maju dan daerah terbelakang.
Ketimpangan antar daerah ini pada dasarnya disebabkan oleh kebijaksanaan
penanaman modal yang cendrung hanya diarahkan kelokasi tertentu. Biasanya modal
yang ditanamkan tersebut bersifat padat modal dan outputnya berorientasi ke
pasar Internasional dan atau kelompok menengah ke atas di dalam negeri. dalam
kebijaksanaan ini ternyata bekerjanya prinsip spread effect( bandingkan dengan
prisip trickle down effect) lebih lemah dibandingkan dengan bekerjanya
back-wash effect (Proses mengalirnya dana sumber daya dari daerah terbelakang
(desa) ke daerah maju (kota) ), sehiongga strategi penanaman modal itu
mengakibatkan makin miskinnya daerah terbelakang, khususnya pemiskinan sumber
dayanya.
Selain karena kebijaksanaan penanaman modal, ketimpangan antar daerah juga
disebabkan karena potensi daerah yang berbeda-beda. Di daerah Kalimantan
misalnya, potensi hutannya besar sekali dan itu tidak dimiliki Pulau Jawa. Riau
memiliki sumber minyak bumi dan tidak dimiliki NTT. Dengan demikian
faktor-faktor yang mempengaruhi diberlakukannya strategi pembangunan yang
berorientasi pada pemerataan antar daerah adalah potensi anyar daerah yang
berbeda, kebijaksanaan penanaman modal yang berat sebelah (urban bias:
penanaman modal hanya di sektor yang sangat menguntungkan, biasanya di daerah
perkotaan), dan karena adanya ketimpangan antar daerah.
SUMBER:
Suroso,P.C.1997. Perekonomian
Indonesia.Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar